Kamis, 27 Juni 2013

“SEJARAH DAKWAH TENTANG MASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB”

MAKALAH
SEJARAH DAKWAH

Tentang

“SEJARAH DAKWAH TENTANG MASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB”


Oleh:




Dosen Pembimbing




JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1434 H/ 2013 M





KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Salawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah bersusah payah mengajak umatnya dan menjadi tauladan dalam kehidupan kita sehari hari.
Alhamdulillah makalah tentang “Sejarah Dakwah Tentang Masa Khalifah Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib” telah berhasil penulis selesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang Penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis  meminta dan menerima arahan, masukan, serta kritikan yang konstruktif terhadap kelengkapan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah yang penulis buat ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, kajian, serta masukan bagi pihak terkait

Padang, 4 Juni 2013



Penulis


                          
        
                                    
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah khalifah Abu Bakar As siddiq dan Umar bin Kattab wafat, maka jabatan ke khalifahan disserahkan kepada khalifah  Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib sesudah Usman Bin Affan.
Tentu untuk melanjutkan dan menyampaikan ajaran Islam harus di laksanakan, tanpa seorang pemimipin suatu umat akan binasa.
Maka dari itu dalam makalah ini menjelaskan tentang bagaimana cara atau keadaan Islam sesudah khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Pada masa kedua khalifah ini banyak tantangan yang di hadapi untuk menegakkan , mempertahankan  ajaran Islam dan memperluas wilayah Islam di luar Saudi  Arabia dari  usaha orangorang yang menentatang Islam.








BAB II
DAKWAH PADA MASA UTSMAN DAN ALI BIN ABI THALIB

A.     Usman Bin Affan
1.       Biografi Usman Bin Affan
Nama lengkapnya adalah Usma bin Affan bin Ash bin Umayyah  bin a’bdi Syams bin Manaf. Ibunya bernama Arwa binti Quraiz dari bani Abdi Syams. Beliau dilahirkan Thaif enam tahun setelah tahun gajah. Beliau terkenal pemuda yang  memiliki kecerdasan akal sangat iffah (men jaga kehormatan diri) menjaga sillaturahim, taqwa, panjang shalat tahajjudnya. Menangis saat mengenang negeri akhirat, tawaduk, mulia, dan dermawan.
Beliau adalah pedagang dengan modal sangat besar sebelum Islam, beliau banyak mengeluarakan hartanya untuk kepentingan dakwah baik periode Makkah maupun periode Madinah. Usman adalah orang yang sangat dekat dengan Rasulullah, beliau diberi gelar oleh Rasul Dzun Nur’ain(mempunyai dua cahaya)  Karena  dia menikahi dua anak Rasulullah yaitu Ruqaiyah dan Ummu Kaltsum. Beliau termasuk diantara sepuluh para sahabat yang mendapat kabar gembira akan masuk syurga dan mati syahid. Beliau meriwayatkan hadist sebanyak 146 hadist dari Rasulullah.
2.       Pengangkatan dan Kebijakan Usman Bin Affan
a)      Pengangkatan Usman bin Affan
Sebelum meninggal, Umar telah membentuk 3 calon pengantinya yaitu Usman, Ali dan Saad bin Abi Waqqash dalam pertemuan dengan pertemuan secara pergantian Umar berpesan agar penggantinya tidak mengangkat kerabat sebagai pejabat. Disamping itu, Umar telah membentuk dewan Formatur yang bertugas memilih penggantinya kelak yang berjumlah 6 orang yaitu Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Sa’ad bin Abi Abi Waqqash, Abdul Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.
Melalui proses yang panjang maka terpilihlah  Usman sebagai khalifah. Usman bin Affan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun (24-36 H/644-656 M). dan masa kekhalifannya tersebut termasuk yang paling lama apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya. Pada masa kekhalifannya langkah yang diambil Ustman adalah  :
1.      Perluasan wilayah
Pada masa khalifah Usman, pertama kali dibentuk angkatan laut untuk menyerang daerah kepulauan yang terletak di laut tengah. Pada masa Usman, dibangun kapal-kapal perang sehingga dapat menaklukam beberapa pulau. Perluasan wilayah Islam telah mencapai Asia dan Afrika, seperti  daerah herat, Kabul, Ghazni, dan Asia Tengah, juga Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia dan berhasil menumpaskan pemberontakan yang dilakukan orang Persia.
2.      Sosial budaya
Membangun bendungan  besar untuk mencegah banjirdan mengatur pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan, Masjid, rumah penginapan para tamu dalam berbagai bentuk, serta memperluas Masjid Nabi di Madinah
3.      Mengganti para gubernur  yang banyak terdiri dari kalangan bani umayyah (keluarganya).
Pada masa jabatan Umar, dalam 6 tahun pertama berjalan dengan baik. Namun, pada pertengan kedua pemerintahan Usman retak dan ditimpa perpecahan ini disebabkan karena kebijaksanaan Usman dalam mengganti para gubernur yang diangkat oleh Umar. Penggantinya lebih banyak dari kalangan  keluargabani Umayah (nepotisme).
Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa kebijakan Usman dalam mengangkat para pejabat adalah secara nepotisme. Diantaranya :
1.       Khalifah Usman menggantikan Sa’ad bin Abi Waqash dari jabatannya sebagai gubernur Kufah dan menggantikannya dengan Walid bin Uqbah yaitu saudae se-ibu khalifah Usman.
2.      Khalifah Usman mengganti Abu Musa Al’Asy’ari dari jabatanya sebagai gubernur Basrah dan menggantikannya dengan Abdullah bin Amir yaitu anak pamannya Usman.
3.      Khalifah Usman mengganti Amru bin ‘Ash dari jabatannya sebagai  gubernurMesir dan mengantinya dengan Abdullah bin Sa’ad bin Abi sarah yaitu saudara sepersusuannya.
4.      Khalifah Usman mengangkat Marwan bin Hakam sebagai sekretaris Khalifah, ia adalah seorang tokoh bani Umayah yang sangat fanatic terhadap keturunannya.
5.      Khalifah Usman, sering membelanjakan uang khas baitul al- Mal secara boros tanpa perhitungan untuk kepentingan orang-orang dari golongan bani Umayah.
b)      Pedenewanan dan penetapan Mushaf Usmani
Umat Islam pada pemerintahan Usman, tinggal dalam wilayah yang luas dan terpencar-pencar. Sehingga, penduduk masing-masing daerah tersebut membaca Ayat-ayat Al-Qur’an menurut bacaan yang mereka pelajari dari tokoh-tokoh sahabat yang terkenal di wilayah mereka.
·         Di Syria, masyarakat membaca Al-Qur’an menurut bacaan Ubay bin Ka’ab
·         Di kufah, penduduk membaca Al-Qur’an menurut bacaan Abdullah bin Mas’ud.
            Persoalan timbul karena tidak jarang terdapat perbedaan bacaan di antara mereka,  bahkan perbedaan tersebut menimbulkan perselisihan di kalangan umat manusia.
Untuk mengatasi persoalan tersebut khalifah Usman membentuk sebuah tim yang bertugas utnuk menyalin dan membukukan (kodifikasi) ayat-ayar Al-Qur’an kedalam satu mushaf resmi yang di ketuai oleh Zaid bin Tsabit.
Mushaf tersebut di buat lima buah. Empat buah dikirimkan ke wilayah Mekkah, Syiria, Kuffah, Bashrah dan satu tinggal di Madinah. Mushaf hasil kerja dari tim kodifikasi Al-Qur’am  pada masa Khalifah Usman yang tinggal di Madinah disebut dengan mushaf Al-Imam atau mushaf Usmani. Bahkan Al-Qur’an yang sampai kepada kita sekrang adalah berpesoman pada mushaf al-Imam ini.
c)                Metode Dakwah Usman bin affan
Adapun metode dakwah Us,man adalah :
1.      Berdakwah dengang melaksanakan tugas kekhalifahan yang di amanahkan secara maksimal.
2.      Meneruskan dakwah para pendahulunya yaitu Rasulullah, Abu bakar, dan Umar.
3.      Berdakwah dalam bingkai Al-Qur’an dan sunnah.
4.      Megikuti tradisi baik yang sudah ada.
5.      Tidak mendahulukan hukuman dalam mendidik rakyat.
6.      Mengajak rakyat agar hidup zuhud.
           Program kerja diatas sesuai dengan pidato beliau di hadapan pubilk setelah beliau di bai’at menjadi  khlalifah yang ketiga.


B.      Ali Bin Abi Thalib
  1. Biografi Ali Bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib lahir di Mekkah, daerah Hijaz, Jazirah Arab pada tanggal 13 Rajab. Nama lengkap Ali bin Abi Thalib adalah Ali Bin Abi Thalib bin Abdi al Mutthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusay. Ali adalah anak paman Rasulullah Saw. Ibunya bernama Fatimah bin Asad bin Hisyam. Beliau dilahirkan sebelum Nabi diutus dan masuk Islam ketika berumur lima tahun
Ali dikenal sebagai orator,  dan sastrawan. Dalam masalah qadha beliau adalah pakarnya. Beliau memiliki keimanan yang kuat, pemahaman Islam yan baik   dan mempunyai kemampuan untuk  mempengaruhi khalayak, seperti masuknya kaum  Hamadhan seluruh nya. Beliau di jamin oleh Rasulullah menjamin bahwa Ali termasuk salah satu sahabat yang di berberitakan masuk syurga dan beliu akan di puji keimanannya oleh Allah. Beliu tumbuh di rumah Rasulullah dan tidur di kasur Rasulullah dengan berselimut pada malam hijrah. Beliau  tidak pernah abasen dalam seluruh peperangan  bersama Nabi kecuali , perang tabuk. Di perang Badar, beliau membawa bendera kaum muslimin. Saat itu beliau berumur   20 tahun.

  1. Proses  Pengangkatan  Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah pada 23 Juni 656 M. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib bermula ketika terjadi permasalahan atau pemberontakan di Madinah yang mengakibatkan terbunuhnya Usman bin Afan. Setelah Usman wafat para pemberontak mendatangi para sahabat senior seperti Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair, Saad bin Abi Waqqas dan Abdullah bin Umar bin Khattab agar menjadi khalifah, namun mereka menolak. Akan tetapi para pemberontak maupun kaum  Anshar dan Muhajirin lebih mengiginkan Ali sebagai pengganti Usman.
Namun, Ali menolak sebab ia menghendaki pengangkatannya melalui musyawarah dan persetujuan sahabat-sahabat senior.  Akan tetapi, setelah raknyat mengemukan umat Islam perlu segera mempunyai pemimpin agar tidak terjadi kekacauan yang besar akhirnya Ali bersedia menjadi khalifah.

  1. Kebijakan Ali bin Abi Thalib
a)      Meredamkan situasi pemberontakan dan  menuntaskan kasus pembunuhan Usman  bin Affan
b)      Memecat kepala daerah yang di angkat oleh Usman bin Affan, karena dia yakin pemberontakan- pemberontakan itu terjadi karena keteledortan mereka. Diatara gubernur yang diganti adalah Ibnu Amir (penguasa Basrah) diganti dengan Usman bin Hanif, Abdullah bin sa’ ad bin Abi Sarah (Gubernur Mesir) diganti dengan Qays. Muawiyah juga diminta untuk meletakkan jabatan namun ia menolakbahkan tidak mengakui kekhalifan Ali. Para gubernur diangkat  atau dipilih secara musyawarah yang disukai oleh masyarakat .
c)      Menarik kembali tanah-tanah yang dihadiahkan  Usman kepada raknyat dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada Negara dan memakai kembali system distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana yang diterapkan pada masa khalifah Umar.

  1. Metode Dakwah Ali Bin Abi Thalib
Metode yang digunakan oleh Ali dalam berdakwah pada dasarnya hampir sama dengan metode yang digunakan oleh khalifah sebelumnya yaitu Meneruskan dakwah para pendahulunya Rasulullah, Abu bakar, Umar dan Usman. Metode  yang digunakan tidak begitu menonjol karena seiring banyak terjadinya pemberontakan di masa jabatannya.

  1. Akhir Masa Jabatan Ali bin Abi Thalib
Pemerintahan Ali dapat dikatakan pemerintahan yang tidak stabil karena banyaknya terjadi pemberontakan dari sekelompok dari kaum muslimin sendiri. Pemberontakan pertama datang dari Thallhah dan Zubair  karena khalifah Ali tidak memenuhi tuntutan mereka untuk menghukum pembunuh khalifah Usman yang diikuti oleh Siti Aisyah yang berakhir dengan perang Jamal pada tahun  36 H yang berakibat Thalhah dan Zubair mati terbunuh sedangkan Aisyah di  kembalikan ke Madinah. Dan puluhan ribu  tentara Islam gugur saat itu.
Pemberontakan yang kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan yang menolak meletakkan jabatannya yang berakhir dengan perang Siffin yang terjadi di kota Shiffin   pada tahun 37 H yang hamper saja dimenangkan oleh khalifah Ali namun  atas kecerdikan Muawiyah yang di motori oleh panglima perangnya yaitu Amr Bin A’sh yang mengacungkan Al-Qur’an dengan tombaknya yang berarti mereka mengajak berdamai dengan menggunakan Al-Qur’an . Khalifah Ali sebenarnya mengetahui bahwa ha tersebut adalah tipu muslihat, namun karena desakan dari pasukannya (para penghafal Al-Qur’an) Ali menerima tawaran tersebut. Peristiwa ini berakhir dengan arbitrasae / Tahkim yang mengakibatkan kelompok Ali terpecah menjadi  dua yaitu  Syi’ah  adalah pengikut setia Ali dan Khawarij adalah orang yang menentang Ali sehingga mereka mengeluarkan beberapa statemen yang menuduh orang-orang yang  terlibat tahkim adalah Kafir.
Pemberontakan ini mengakibatkan  terbunuhnya Khalifah Ali yaitu yang di bunuh oleh kelompok Khwarij yang bernama Abdurrahman bin Mulljam al Khariji dengan menikamkan pedang beracun pada Ali di Kufah pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 H / 661 M dalam usia 58 tahun.





BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Masa Usman bin Affan lebih maju dibandingkan masa Ali  bin Abi Thalib, ini dilihat dari kemajuan-kemajuam pada Usman dan situasi saat itu masih stabil. Salah satunya yaitu pembukuan Mushaf Usmani yang bermanfaat sampai sekarang. Di zaman Alibin Abi Thalib pergolakan politik sangat tisak stabil yang dibuktikan dengan banyak pemberontakan-pemberontakan yang terjadi.dan Proses pengangktan antara Ali dengan Usman pun jauh  berbeda.
2.      Saran
Semoga, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari akan ketidak sempurnaannya makalah ini. Maka,  penulis sangat berterima kasih bila pembaca yang budiman mau memberikan kritik dan sarannya demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.




DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Ilaihi, Harjani Hefni, hlm 99, Pengantar Sejarah Dakwah
Dedi Supriyadi, hlm 87-88, Sejarah Peradaban Islam
Maitir Harun, Firdaus, Hlm 63-64, Sejarah Peradaban Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar