- Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat
Bila engkau
ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada
Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan.
Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada
Allah.

Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika
mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:Aku mohon ampun
kepada Allah! itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku) Maka
hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:
·
Meninggalkan
shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.
·
Duduk
di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum’ah.
·
Menjelekkan
dan mengejek orang lain. Allah berfirman :”Wahai orang-orang yang briman
janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka
(yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan
janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang
mengolok-olokkan(QS. Al Hujurat: 11).
·
Keluar
menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram.
Rasulullah bersabda: Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya
dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya (HR. Muslim).
·
Mendidik
anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para
pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
·
Meniru
wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda: Siapa yang menyerupai suatu kaum maka
ia termasuk golongan mereka (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan
Al-Albany).
·
Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.
·
Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka
wajah).
·
Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam
rumah tanpa kepentingan yang mendesak.
- Berupaya mengenal dan memahami suami
Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa–apa yang ia
sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk
menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah
karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq
(Allah Azza Wajalla).
- Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah
bersabda: Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang
lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (HR. Imam Ahmad
dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang
bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak
mendurhakainya. Rasulullah bersabda: Dua golongan yang shalatnya tidak akan
melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan
istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali (HR. Thabrani dan Hakim,
dishahihkan oleh Al-Albany).
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin
Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan
ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai
sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).
- Bersikap qanaah (merasa cukup)
Kami menginginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang
diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.
Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau
meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah,
adabnya wanita salaf radhiallahu anhunna. Salah seorang dari mereka bila
suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu??
Ia berkata pada suaminya: “Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan
yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa
bersabar dari api neraka”
- Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.
Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan
harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan
dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.
- Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.
Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap
lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau
melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
- Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah
ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan
Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu’anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia
telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi
sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh
panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam
ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan lupa
perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan
setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu
pada kali pertama: Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena
sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup
kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan
kebenaran.(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).
- Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat
kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di
hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam
pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang
dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan
kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan
dan kebaikannya kepadamu.
- Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling
dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia
merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi
istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia
suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat
yang syar’i seperti mengadukan perbuatan dzalim kepada Hakim atau Mufti atau
orang yang engkau harapkan nasehatnya.
- Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.
Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan
menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya.
Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya: Janganlah seorang
wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya
sehingga seakan-akan suaminya melihatnya (HR. Bukhary dalam An-Nikah).
Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan
mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan
rahmatNya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar