TAUHID
(Kajian Tentang Nifaq, Kufur,
Syirik, Iman)
1. PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang dibawa
oleh rasululloh Muhammad SAW, agama ini turun dimuka bumi kurang lebih empat
belas abad yang lalu ditengah hiruk pikuk kejahiliyahan masyarakat jazirah arab
pada saat itu yang menyembah berhala.
Ketika Muhammad SAW datang membawa
risalah kenabian banyak pro kontra dimasyarakat jazirah arab namun dari
klasifikasi turunnya ayat Al-Qur’an dapat diketahui bahwa periode nabi di
Makkah merupakan periode pengenalan masyarakat arab terhadap kebenaran Islam,
sosok tuhan yang paling pantas disembah, sedangkan periode Madinah merupakan
periode perluasan dakwah dan penyusunan norma-norma dan aturan-aturan
kemayarakatan hal ini dibuktikan banyaknya ayat-ayat muamalah yang turun di
Madinah.
Periode Muhammad di Makkah berdakwah
dalam sejarah tidak ditemui istilah kaum munafikin yang merongrong Islam dari
dalam namun hanya ditemui sisi permusuhan dan perlawanan kafir Quraisy, oleh
karena itu adanya sifat kufur, nifaq, syirik serta iman lebih banyak ditemui
dalam sejarah saat dakwah sudah memasuki periode Madinah.
Atas dasar pendahuluan diatas dalam
makalah ini penulis akan mencoba menyampaikan pembahasan tentang nifaq, kufur,
syirik dan keimanan serta dengan didukung literatur-literatur yang telah kami
dapatkan.
2. PEMBAHASAN
1. Nifaq
PENGERTIAN NIFAQ : Nifaq secara bahasa berasal dari
kata naafaqa – yunaafiqu – nifaaqan wa munaafaqan yang diambil dari kata
an-naafiqaa’, yaitu salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’
(hewan sejenis tikus) dari sarangannya, dimana jika ia dicari dari lubang yang
satu, maka ia akan keluar dari lubang yang lain. Dikatakan pula, ia berasal
dari kata an-nafaqa (nafaq) yaitu lubang tempat bersembunyi. [An-Nihaayah
V/98 oleh Ibnu Katsir]
Nifaq menurut syara’ yaitu
menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan
atau bisa disebut bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa
ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya. Dinamakan
demikian karena dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu
yang lain.
Hal ini juga disampaikan oleh Allah
dalam surat QS. At-Taubah: 67:
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ
بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ
نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
67. Orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah
sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan
mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka
Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang
yang fasik.
JENIS NIFAQ. Nifaq terbagi menjadi dua jenis:
nifaq I'tiqodiy dan nifaq amaliy. Nifaq I'tiqodiy (keyakinan), Nifaq
I'tiqadiy adalah nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan ke-Islaman,
tetapi dalam hatinya tersimpan kekufuran dan kebencian terhadap Islam.
Jenis nifaq ini menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari agama & khirat kelak
ia akan berada dalam kerak Neraka. Allah berfirman dalam QS. An-Nisa : 145
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ
النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
145. Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.
Allah SWT mensifati orang-orang
munafik dengan banyak sifat, diantaranya kekufuran, tiada iman, mengolok-olok
dan mencaci maki agama, seperti dalam firman Allah, Mereka (Munafikin) juga
mengata-ngatai agama dan pemeluknya, serta kecenderungan kepada musuh-musuh
agama untuk bergabung dengan mereka dalam memusuhi Islam. Orang-orang munafik
jenis ini senantiasa ada pada setiap zaman. Lebih-lebih ketika tampak kekuatan
Islam dan mereka tidak mampu membendungnya secara lahiriyah. Dalam keadaan
seperti ini mereka masuk ke dalam Islam untuk melakukan tipu daya terhadap kaum
muslimin secara tersembunyi, juga agar mereka bisa hidup bersama umat Islam dan
merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda mereka. Al hasil mereka masuk
Islam hanya untuk kepentingan mereka, menyelamatkan harta benda dan nyawa
mereka. Karena itu, seorang munafik manampakkan keimanannya kepada Allah,
malaikat-malaikatNya, kitab-kitab Nya dan hari akhir, tetapi dalam batinnya
mereka berlepas diri dari semua itu dan mendustakannya.
Allah swt berfirman dalam
QS.Al-Baqoroh : 8 :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ
وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada
yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian[22],"
pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Hari kemudian ialah:
mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada
batasnya.
Nifaq jenis ini ada empat macam :
1.
Mendustakan
Rasulullah saw atau mendustakan sebagian dari apa yg beliau bawa.
2.
Membenci
Rasulullah saw atau membenci sebagean apa yang beliau bawa.
3.
Merasa
gembira dengan kemunduran agama Rasulullah saw.
4.
Tidak
senang dengan kemenangan agama Rasulullah saw.
Nifaq 'amaliy (perbuatan), Nifaq 'amaliy yaitu melakukan
sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada
iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak mengeluarkannya dari agama, namun
merupakan washilah (perantara) kepada yang demikian. Pelakunya berada dalam
keadaan iman dan nifaq, dan jika perbuatan nifaqnya lebih banyak maka hal itu
bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam nifaq sesungguhnya, berdasarkan
hadits Nabi saw :
"Ada empat hal, yang jika
berada pada diri seseorang maka ia menjadi seorang munafiq sesungguhnya, dan
jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu dari padanya, maka berarti ia
memiliki satu kebiasaan (ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya ; bila dipercaya
ia berkhianat, dan jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkari, dan jika
bertengkar ia berucap kotor."
(Muttafaqun alaihi)
Sifat nifaq adalah sifat yang sangat
buruk dan berbahaya, karena itulah para sahabat sangat takut kalau diri mereka
terjerumus dlm kemunafikan. Ibnu abi Mulaikah berkata :"Aku bertemu
dengan 30 sahabat Rasulullah saw, mereka semua tahu kalau-kalau ada nifaq dalam
dirinya."
PERBEDAAN ANTARA NIFAQ BESAR DAN
NIFAQ KECIL
Nifaq besar mengeluarkan pelakunya
dari agama, sedangkan nifaq kecil tidak mengeluarkan dari agama.
·
Nifaq
besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan,
sedangkan nifaq kecil adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal
perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
·
Nifaq
besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedanghkan nifaq kecil bisa terjadi
dari seorang mukmin.
·
Pada
galibnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat, maka
ada perbedaan pendapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim. Lain
halnya dengan pelakunya terkadang bertaubat kepada Allah, sehngga Allah
menerima taubatnya. [‘Aqidah at-Tauhid (hal. 85-88) oleh Dr. Shalih bin
Abdullah al-Fauzan]
2. Syirik
PENGERTIAN SYIRIK : Syirik berasal dri kata asyraka-yusyriku-syirkan-musyrikun
yang artinya mencampurkan atau menyekutukan[5],
menurut syara’ syirik berarti menyamakan Allah dengan zat selain Allah dalam
Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam
Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti
berdo’a kepada selain Allah disamping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan
suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a dan
sebagainya kepada selainNya.[6]
JENIS-JENIS SYIRIK Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar
dan Syirik Kecil.
- Syirik Besar : Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.
- Syirik Do’a, yaitu di samping dia berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia juga berdo’a kepada selainNya.
- Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala
- Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah
- Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.
- Syirik Kecil : Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.Syirik Kecil Ada Dua Macam.
a)
Syirik
Zhahir (Nyata),
yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan
misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah SAW bersabda.
"Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain
Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik”
b)
Syirik
Khafi (Tersembunyi),
yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’ (ingin dipuji orang)
dan sum’ah (ingin didengar orang) dan lainnya.Rasulullah SAW bersabda."Sesungguhnya
yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat)
bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya’.
SYIRIK ADALAH DOSA YANG PALING BESAR, menurut
Al-Quran QS. An-Nisaa’ : 48
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ
وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ
افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
48. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.
QS Az-Zumar :65
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
65. Dan
Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu.
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Hadist riwayat
Al-Bukhari dan Muslim: “Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling
besar?, ‘Kami menjawab, Ya wahai Rasulullah!’, Beliau bersabda, Berbuat syirik
kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”
3. Kufur
PENGERTIAN
KUFUR: Kufur menurut bahasa berarti malam, menyembunyikan,
menutupi, menurut syara’ kufur berarti menolak kebenaran setelah mengetahuinya.
Kufur menurut pengertian yang lain adalah tidak beriman kepada Allah dan
Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya maksud
mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan artinya
hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya.
JENIS KUFUR, Kufur ada dua
jenis : Kufur Besar dan Kufur Kecil. Kufur besar atau juga disebut
sebagai kufur akidah bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur
besar ada lima macam :
1) Kufur Karena
Mendustakan.
Dalilnya adalah
firman Allah Al-Ankabut : 68 :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ
بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى
لِلْكَافِرِينَ
‘Artinya : Dan
siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta
terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya
? Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?”
2)
Kufur Karena Enggan dan Sombong,
Padahal Membenarkan.
Dalilnya firman Allah Al-Baqarah : 34 :
Dalilnya firman Allah Al-Baqarah : 34 :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا
لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ
الْكَافِرِينَ
“Artinya : Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah kamu kepada
Adam’. Lalu mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak dan adalah ia
termasuk orang-orang kafir”
3) Kufur Karena
Ragu.
Dalilnya adalah
firman Allah Al-Kahfi : 35-38 :
وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ
مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَى رَبِّي
لأجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا قَالَ لَهُ
صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ
بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلا
“Artinya :
Dan ia memasuki kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri ; ia
berkata, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak
mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada
Rabbku, niscaya akan kudapati tempat kembali yang baik” Temannya (yang mukmin)
berkata kepadanya, ‘Apakah engkau kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia menjadikan kamu
seorang laki-laki ? Tapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah Rabbku dan aku tidak
menyekutukanNya dengan sesuatu pun”
4) Kufur Karena
Berpaling.
Dalilnya adalah firman Allah Al-Ahqaf :
3 :
مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا
بَيْنَهُمَا إِلا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا
أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ
Kami tiada menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang
benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling
dari apa yang diperingatkan kepada mereka.
5) Kufur Karena
Nifaq.
Dalilnya adalah
firman Allah Al-Munafiqun : 3 :
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ
عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لا يَفْقَهُونَ
“Artinya : Yang
demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu kafir (secara
batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat
mengerti”
Kufur kecil atau juga
disebut kufur amaliyah yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya
keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa
yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur,
tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana
yang disebutkan dalam firmanNya An-Nahl : 83
يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ
يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ
“Artinya : Mereka
mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang kafir”
Termasuk juga
membunuh orang muslim, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Mencaci
orang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran”
[Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Dan sabda
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Janganlah
kalian sepeninggalku kembali lagi menjadi orang-orang kafir, sebagian kalian
memenggel leher sebagian yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Termasuk juga
bersumpah dengan nama selain Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Artinya : Barangsiapa
bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik”
[At-Tirmidzi dan dihasankannya, serta dishahihkan oleh Al-Hakim]
Yang demikian
itu karena Allah tetap menjadikan para pelaku dosa sebagai orang-orang mukmin.
Allah berfirman Al-Baqarah : 178 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ
وَالأنْثَى بِالأنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ
بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ
وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita
dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya,
hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah
(yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang
baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan
suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa
yang sangat pedih.
Yang dimaksud
dengan saudara dalam ayat di atas –tanpa diargukan lagi- adalah saudara
seagama, berdasarkan firman Allah Al-Hujurat : 9-10 :
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي
حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Artinya : Dan
jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara
keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap
golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga
golongan itu kembali, kepada perintah Allah, jika golongan itu telah kembali
(kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan
berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang berlaku adil. Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”
Kesimpulan PERBEDAAN
Antara Kufur Besar Dan Kufur Kecil
1.
Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari
agama Islam dan menghapuskan (pahala) amalnya, sedangkan kufur kecil tidak
menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, juga tidak menghapuskan (pahala)nya
sesuai dengan kadar kekufurannya, dan pelakunya tetap dihadapkan dengan
ancaman.
2.
Kufur besar menjadikan pelakunya kekal
dalam neraka, sedankan kufur kecil, jika pelakunya masuk neraka maka ia tidak
kekal di dalamnya, dan bisa saja Allah memberikan ampunan kepada pelakunya,
sehingga ia tiada masuk neraka sama sekali.
3.
Kufur besar menjadikan halal darah dan
harta pelakunya, sedangkan kufur kecil tidak demikian.
4.
Kufur besar mengharuskan adanya
permusuhan yang sesungguhnya, antara pelakunya dengan orang-orang mukmin.
Orang-orang mukmin tidak boleh mencintai dan setia kepadanya, betapun ia adalah
keluarga terdekat. Adapun kufur kecil, maka ia tidak melarang secara mutlak
adanya kesetiaan, tetapi pelakunya dicintai dan diberi kesetiaan sesuai dengan
kadar keimanannya, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kemaksiatannya.
4. Iman
Iman menurut
bahasa berasal dari kata aamanu-yu’minu-iimanan yang berarti percaya
atau membenarkan. Percaya adalah suatu pengakuan atau keyakinan seseorang
terhadap sesuatu. Menurut istilah iman ialah Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan anggota badan.
RUANG LINGKUP IMAN. Yang dimaksud Ruang Lingkup adalah
batasan-batasan yang disentuh oleh arti perkataan. Ruang Lingkup Iman meliputi:
'aqdun bil qlbi = tanggapan hati, ikraarun bil lisani = pernyataan
lisan, 'amalun bil arkan = pembuktian dalam perbuatan.
Dengan demikian maka ruang lingkup iman meliputi tiga aspek aktivitas hidup
manusia, yaitu aspek penanggapan, aspek pernyataan dan aspek pembuktian.
Dari aspek penanggapan dan pernyataan
akan melahirkan atau membentuk satu Pandangan Hidup dan dari ketiga
aspek akan membentuk Sikap Hidup. Jadi berdasar pernyataan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa Iman sama dengan Pandangan dan Sikap dalam perjalanan
hidup atau Pandangan dan Sikap Hidup.
Perkataan Iman tidak akan menjadi
sempurna kecuali jika kepadanya ditambahkan atau dihubungkan dengan perkataan
yang lain. Dengan kata lain perkataan Iman belum bernilai kecuali bila digandeng dengan sesuatu yang
lain. Jadi kita tidak tahu apa yang ditanggapi kemudian apa yang diikrarkan dan
apa yang akan dibuktikan dalam amal perbuatan.
NILAI DAN HARGA IMAN.
Nilai adalah kemampuan sesuatu membikin sedemikian rupa, sedangkan Harga adalah
sejumlah pengorbanan untuk mendapatkan nilai. Contoh beras. Satu liter beras
mempunyai kemampuan (bernilai) untuk mengenyangkan tiga orang dalam satu waktu
tertentu. Kemampuan (nilai) beras tidak
dipengaruhi oleh mau atau tidak mau-nya manusia. Untuk mendapatkan satu liter
beras kita harus mengeluarkan sejumlah pengorbanan misalnya sejumlah uang
sesuai dengan harga beras tersebut. Pengorbanan disini bukan pada bentuk
uangnya tapi pada kerja kita untuk mendapatkan uang tersebut. Jadi Nilai ada
pada benda (dalam hal ini beras) dan harga ada pada manusia (bentuk
pengorbanannya).
Nilai Iman adalah kemampuan
isi Iman menghantarkan manusia membentuk satu tatanan budaya kehidupan yang
tangguh. Harga Iman adalah sejumlah pengorbanan yang kita lakukan
untuk mendapatkan Nilai Iman.
IMAN DALAM AL-QURAN DAN AL-HADITS
QS.Al-Anfal : 2 :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ
اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ
إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Maksudnya: orang
yang Sempurna imannya dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut
sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.
·
Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Pada suatu hari, Rasulullah saw.
muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah iman itu? Rasulullah saw. menjawab: Engkau beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya,
rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu bertanya lagi: Wahai
Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah saw. menjawab: Islam adalah engkau
beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan
salat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan. Orang itu
kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah saw. menjawab:
Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau
tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu. Orang itu bertanya
lagi: Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu? Rasulullah saw. menjawab:
Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang
bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya; Apabila budak perempuan
melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila orang
yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara
tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung.
Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah.
Kemudian Rasulullah saw. membaca firman Allah Taala: Sesungguhnya Allah, hanya
pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang
pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kemudian orang itu berlalu, maka
Rasulullah saw. bersabda: Panggillah ia kembali! Para sahabat beranjak hendak
memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun. Rasulullah saw.
bersabda: Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia masalah agama
mereka. (Shahih Muslim No.10)
·
Iman
menyebabkan masuk surga dan barang siapa menjalankan apa yang diperintahkan,
niscaya ia akan masuk surga
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa seorang badui datang menemui
Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu
perbuatan yang apabila aku lakukan, aku akan masuk surga. Rasulullah saw.
bersabda: Engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu,
mendirikan salat fardu, membayar zakat dan puasa Ramadan. Orang itu berkata:
Demi Zat yang menguasai diriku, aku tidak akan menambah sedikit pun dan tidak
akan menguranginya. Ketika orang itu pergi, Nabi saw. bersabda: Barang siapa
yang senang melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang ini. (Shahih Muslim
No.16)
3. PENUTUP
Manusia merupakan khalifah dimuka
bumi ini, Allah SWT pun mengkaruniakan kepada manusia kesempurnaan melebihi
ciptaan Allah yang lain, meskipun dalam kesempurnaan tersebut juga terkandung
keterbatasan. Oleh Allah SWT manusia dikaruniai Akal dan Nafsu dalam diri
manusia pun dihembuskan Nur Ilahia, dari nur Ilahiah ini dalam
diri manusia terdapat sifat-sifat Allah, namun selain sifat-sifat Allah
tersebut ternyata manusia juga memiliki beberapa sifat yang pada makalah ini dibahas
oleh penulis.
Sifat-sifat tersebut ialah sifat
Nifaq, Syirik, Kufur dan Iman. Nifaq ialah bahwa seseorang tersebut
memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan
yang ada dihatinya, Syirik ialah menyamakan Allah dengan zat selain Allah dalam
Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam
Uluhiyyah Allah, kufur ialah tidak beriman kepada Allah dan
Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya maksud
mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan artinya
hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya, sedangkan iman ialah Membenarkan dengan hati,
mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Penulis
menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak
kesalahan dan kekhilafan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penulis guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang
ada dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa penulis
mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah
DAFTAR PUSTAKA
Labbaik Majalah Islami, Munafiq
(Nifaq), http:// majalah.aldakwah.org, diakses 21 Oktober 2008
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Aqidah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Bogor : Pustaka At-Taqwa
Salafiyunpad, Nifaq dan
jenis-jenisnya, http://salafiyunpad.wordpress.com, diakses 21 Oktober 2008
Ahmad Daudy, Kuliah akidah Islam,
Jakarta : Bulan Bintang, 1997
Abdurrahman Madjrie, Meluruskan
Akidah, Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syirik
dan macam-macamnya, http://almanhaj.or.id, diakses 21 Oktober 2008
Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis
pemisah antara kufur dan iman, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm.76-79
Syaikh Shalih
bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kufur, Definisi dan macamnya, http://majalah.aldakwah.org
diakses 21 Oktober 2008
Agung.site, Makna Iman,
www.agung.site.wordpress.com iakses 21 Oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar